Chicken skin atau dalam istilah medis dikenal sebagai keratosis pilaris adalah kondisi kulit yang umum dialami banyak orang. Meski tidak berbahaya, tampilannya sering kali mengganggu penampilan karena permukaan kulit menjadi kasar, berbintik-bintik kecil, dan menyerupai kulit ayam. Kondisi ini biasanya muncul di lengan atas, paha, pipi, atau bokong, dan sering kali tidak disadari oleh penderitanya hingga merasa risih karena teksturnya yang tidak rata.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab chicken skin, faktor risiko yang memperburuk kondisinya, serta tips sederhana untuk membantu mengelola atau bahkan mencegahnya agar tidak semakin parah.
Penyebab Utama Keratosis Pilaris
Chicken skin terjadi akibat penumpukan keratin, yaitu protein pelindung yang secara alami terdapat di kulit. Keratin yang menumpuk ini dapat menyumbat folikel rambut (pori-pori kecil) sehingga membentuk benjolan kecil seperti jerawat. Meskipun penyebab pasti mengapa keratin menumpuk belum sepenuhnya dipahami, para ahli menduga ada kaitannya dengan faktor genetik dan kondisi kulit kering.
Keratosis pilaris tidak menular dan sering kali memburuk saat udara dingin atau musim kemarau, karena kelembaban kulit yang menurun drastis.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Risiko
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan mengalami chicken skin, antara lain:
- Faktor genetik: Jika ada anggota keluarga yang mengalami kondisi ini, kemungkinan besar Anda juga akan mengalaminya.
- Kulit kering: Orang dengan kulit kering lebih mudah mengalami penyumbatan folikel.
- Penderita eksim atau alergi: Chicken skin sering ditemukan pada orang dengan riwayat dermatitis atopik atau gangguan kulit lainnya.
- Perubahan hormon: Kondisi ini bisa memburuk selama masa pubertas, kehamilan, atau saat fluktuasi hormon lainnya.
Apakah Bisa Diobati?
Chicken skin memang tidak bisa disembuhkan secara permanen, tetapi bisa dikendalikan dengan perawatan yang tepat. Tujuannya adalah untuk mengurangi kekasaran kulit dan memperbaiki penampilan.
Beberapa metode perawatan yang bisa dilakukan meliputi:
- Eksfoliasi lembut: Gunakan scrub ringan atau produk dengan kandungan asam laktat dan asam salisilat untuk membantu mengangkat sel kulit mati.
- Pelembap intensif: Mengoleskan pelembap setiap hari, terutama setelah mandi, sangat penting untuk menjaga kelembaban kulit dan mencegah keratin menumpuk.
- Produk perawatan kulit dengan bahan aktif: Krim yang mengandung urea, AHA, atau retinoid dapat membantu mempercepat pergantian sel kulit.
- Hindari mandi air panas terlalu lama: Air panas bisa memperparah kekeringan kulit, sehingga disarankan untuk menggunakan air hangat dan membatasi durasi mandi.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika chicken skin semakin memburuk, disertai peradangan atau rasa gatal yang mengganggu, sebaiknya konsultasikan ke dokter kulit. Mereka mungkin akan meresepkan obat topikal atau perawatan medis lain yang lebih kuat untuk membantu mengatasi kondisi tersebut.
Kesimpulan
Chicken skin adalah kondisi kulit umum yang sering kali diabaikan, tetapi dapat mengganggu secara estetika. Dengan memahami penyebab dan cara mengelolanya, kita bisa menjaga kesehatan kulit dengan lebih baik. Perawatan sederhana di rumah, konsistensi menjaga kelembapan kulit, dan memilih produk yang tepat bisa sangat membantu mengurangi tampilan kasar dan berbintik pada kulit.